SOALINDONESIA–JAKARTA Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat sistem keamanan perbankan guna menghadapi berbagai risiko, termasuk ancaman pembobolan. Untuk itu, OJK melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap perbankan, khususnya Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan pemeriksaan ini ditujukan untuk mengidentifikasi titik lemah sistem perbankan.
“Sejauh ini kita sudah bisa mengidentifikasi titik lemah yang dihadapi oleh BPD-BPD di daerah maupun bank-bank lainnya. Jadi persoalan-persoalan utama sudah mulai terpetakan,” ujar Dian dalam Rapat Kerja OJK dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (17/9).
Pendekatan Terintegrasi
Menurut Dian, langkah penguatan keamanan perbankan akan dilakukan secara terintegrasi. Tak hanya untuk bank daerah, pengawasan juga diperluas ke Rekening Dana Nasabah (RDN). Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi.
“Jika ada persoalan di RDN yang terkait pasar modal maupun perbankan, kami akan langsung melakukan pemeriksaan bersama. Kami berdua sudah bisa mengidentifikasi masalah pokok baik di bank maupun pasar modal,” jelasnya.
Antisipasi Kejahatan Siber Terorganisir
OJK menegaskan pemeriksaan bersama menjadi penting untuk mencegah kasus pembobolan maupun serangan siber lainnya. Dian menekankan bahwa kejahatan perbankan saat ini bukan lagi dilakukan individu, melainkan kelompok terorganisir.
“Bukan lagi orang-orang yang secara perorangan melakukan kejahatan, tapi ini sudah kelompok yang incorporated, punya jaringan dan struktur yang rapi,” kata Dian.
Dengan pengawasan lebih ketat, OJK berharap keamanan perbankan nasional dapat semakin terjamin sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan Indonesia.