SOALINDONESIA–JAKARTA Ketua Komisi IV DPR RI sekaligus politisi Partai Gerindra, Titiek Soeharto, angkat bicara soal pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang menyuarakan dukungan agar pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, menjabat dua periode.
Menanggapi hal itu, Titiek menyebut isu tersebut masih terlalu dini untuk dibahas. Menurutnya, lebih baik saat ini publik memberi waktu bagi Prabowo untuk bekerja dan membuktikan kinerjanya, ketimbang sudah memikirkan masa jabatan selanjutnya.
“Ah, itu nanti aja. Selesai dulu, ini baru setahun,” kata Titiek kepada awak media di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).
Fokus pada Lima Tahun Pertama
Titiek menekankan pentingnya fokus pada pemerintahan lima tahun ke depan, agar masyarakat bisa melihat dan menilai apakah Prabowo-Gibran mampu menjalankan amanah rakyat, termasuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
“Selesaiin lima tahun dulu. Kita buktikan bahwa Pak Prabowo bisa menyejahterakan bangsa ini,” ucapnya.
Ia juga meyakini bahwa Prabowo sendiri belum memikirkan Pilpres 2029, karena masih berkonsentrasi pada penyusunan kabinet dan implementasi program prioritas.
“Bapak (Prabowo) juga belum memikirkan kali ya, lima tahun berikutnya,” tambah Titiek.
Konteks Dukungan Jokowi
Pernyataan Titiek merespons pidato Jokowi dalam pertemuan relawan beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyuarakan keinginannya agar Prabowo-Gibran menjabat dua periode, seraya mengajak relawan kembali aktif mendukung keduanya dalam lima tahun ke depan.
Pernyataan Jokowi ini kemudian menjadi perbincangan hangat di ruang publik dan media sosial, memunculkan berbagai tafsir politik, mulai dari spekulasi soal dukungan politik jangka panjang, hingga dugaan adanya upaya pengaruh terhadap arah koalisi dan partai politik.
Respons Elite Politik Beragam
Sejumlah elite politik merespons positif dukungan Jokowi, melihatnya sebagai bentuk rekonsiliasi politik dan konsistensi dalam mendukung pemerintahan. Namun di sisi lain, tak sedikit yang menilai dukungan dini terhadap masa jabatan dua periode justru bisa mengalihkan fokus dari pekerjaan utama pemerintahan yang belum berjalan genap satu tahun.
Dalam hal ini, pernyataan Titiek Soeharto mencerminkan sikap realistis untuk lebih memprioritaskan program kerja pemerintahan yang baru saja terbentuk daripada membahas masa depan politik 2029.