SOALINDONESIA–JAKARTA Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, akhirnya buka suara setelah ucapannya yang ingin “merampok uang negara” viral di media sosial. Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, Wahyu menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Gorontalo.
“Dengan ini atas nama pribadi dan keluarga saya memohon maaf atas video yang diviralkan di TikTok beberapa waktu lalu. Sesungguhnya saya tak berniat melecehkan atau menyinggung masyarakat Gorontalo. Semua ini murni kesalahan saya, dan dari hati paling dalam saya mohon maaf,” ujar Wahyu dalam unggahan tersebut, Sabtu (20/9/2025).
Politikus dari Fraksi PDIP itu juga menegaskan siap menanggung risiko dari pernyataannya yang menuai kecaman publik.
“Selanjutnya, apapun konsekuensi atas video ini saya, keluarga, dan teman dekat siap menanggungnya. Mohon maaf atas segala kegaduhan yang ada. Apapun konsekuensi dari perihal ini saya siap menerima dengan lapang dada,” tegasnya.
Video Viral di Medsos
Sebelumnya, publik Gorontalo dihebohkan dengan beredarnya video berdurasi 1 menit 5 detik yang menampilkan Wahyudin Moridu berbincang dengan seorang wanita di dalam mobil. Dalam video itu, Wahyu menyebut dirinya hendak ke Makassar menggunakan uang negara, bahkan dengan nada tegas mengatakan akan “merampok” dan “menghabiskan” uang negara agar negara miskin.
Lebih jauh, ia juga menyebut dirinya sedang bersama selingkuhannya, sekaligus menegaskan statusnya sebagai anggota DPRD Gorontalo yang masih menjabat hingga 2031. Video tersebut kemudian meluas di platform TikTok, Facebook, Instagram, dan WhatsApp, memicu beragam komentar negatif dari masyarakat.
BK DPRD Akan Panggil
Menanggapi hebohnya video itu, Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Gorontalo memastikan akan memanggil Wahyudin untuk dimintai klarifikasi.
“Kami dari BK DPRD Provinsi Gorontalo akan memanggil yang bersangkutan pada Senin (22/9) dan melakukan penyelidikan terkait video yang memicu perhatian publik tersebut,” kata Anggota BK DPRD, Umar Karim, di Kota Gorontalo, Jumat (19/9).
Umar menambahkan, ia bersama anggota BK lainnya sudah menonton video tersebut dan segera berkoordinasi untuk mengambil langkah sesuai mekanisme yang berlaku.