SOALINDONESIA–SURABAYA Sebuah inisiatif lahir dari kepedulian warga Kota Pahlawan. Driver ojek online (ojol) bersama masyarakat Surabaya bahu-membahu membersihkan puing-puing pos polisi yang hangus terbakar akibat kerusuhan pada Jumat (29/8).
Aksi gotong royong ini berlangsung pada Sabtu (31/8) di sejumlah lokasi terdampak. Mereka bertekad memulihkan kembali keindahan dan ketertiban kota yang menjadi tempat tinggal sekaligus sumber penghidupan mereka.
“Demo boleh, tapi tolong jangan rusak kota ini. Surabaya ini rumah kita, tempat kita mencari nafkah,” ujar Eko Setiawan (50), driver ojol yang sudah sembilan tahun beroperasi, di sela kegiatan pembersihan.
Semangat Kebersamaan
Pembersihan pos polisi ini dilakukan secara swadaya tanpa menunggu instruksi dari pihak berwenang. Setiap pos dijaga oleh 10 hingga 20 pengemudi ojol yang aktif menyapu, mengumpulkan sampah, dan membersihkan sisa-sisa pembakaran. Biaya operasional kegiatan ditanggung sendiri oleh para relawan.
Menurut pantauan, tiga titik strategis menjadi fokus pembersihan: pos polisi Taman Pelangi di Jalan Ahmad Yani, pos polisi depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Jalan Raya Darmo, dan pos polisi Taman Bungkul. Ketiganya mengalami kerusakan parah akibat aksi massa.
Kerusuhan 29 Agustus lalu memang menimbulkan dampak luas: sedikitnya 25 sepeda motor hangus terbakar, belasan pos polisi rusak, dan Polsek Tegalsari mengalami kerusakan parah.
Apresiasi Publik
Aksi gotong royong ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat. Selain mempercepat pemulihan fasilitas publik, tindakan ini dinilai sebagai simbol kepedulian dan persatuan warga.
Semangat kebersamaan yang ditunjukkan driver ojol dan warga Surabaya diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain. Dukungan masyarakat dalam pemulihan pascakerusuhan dianggap meringankan beban pemerintah kota sekaligus memperkuat solidaritas sosial.