SOALINDONESIA–DENPASAR Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto, menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di Bali selama satu minggu. Keputusan ini diumumkan usai Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Rabu (10/9) malam.
“Tadi semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan 2 minggu, tetapi karena sifat bencananya ternyata tidak terlalu besar maka diralat menjadi cukup 1 minggu,” kata Suharyanto.
Situasi Mulai Surut
Suharyanto menjelaskan, curah hujan tinggi memicu banjir di 123 titik di Bali. Namun, air mulai surut sekitar pukul 21.00 WITA dan aktivitas masyarakat kembali normal. Status tanggap darurat diterapkan untuk mempercepat perbaikan dampak banjir, rehabilitasi, dan rekonstruksi pascabencana.
BNPB telah menyalurkan bantuan logistik berupa selimut, matras, genset, pompa, serta kebutuhan dasar lain. Pemerintah juga menyiapkan tambahan bantuan sesuai kebutuhan, termasuk pakaian dan perlengkapan khusus bagi perempuan. Anggaran sekitar Rp5 miliar telah dialokasikan untuk penanganan bencana ini.
Korban Jiwa dan Pengungsi
Banjir di Bali menelan 9 korban jiwa, 6 orang masih hilang, dan ratusan warga harus mengungsi di Denpasar, Jembrana, Badung, serta Gianyar.
Daftar korban meninggal:
Denpasar: Nadira (48), Rio Saputra (20), Ni Wayan Lenyod, dan seorang perempuan belum teridentifikasi.
Gianyar: Ni Made Latif (70), Ni Made Rupet (87).
Jembrana: Komang Oka Sudiastawa (34), Nita Ulama (23).
Badung: Endang Cafyani Ayu (42).
Daftar korban hilang: Made Suwitri (43), Tasnim (54), Farwa Husein Jenis (32), Maimunah, Ni Ketut Merta, dan Ni Nyoman Sari.
Penanganan Pengungsi
Suharyanto menegaskan para pengungsi sudah ditangani dengan baik. “Intinya semua kebutuhan masyarakat terdampak akan kami lengkapi,” ujarnya.