SOALINDONESIA–SURAKARTA Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi melimpahkan tiga tersangka kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas kredit kepada PT Sri Rejeki Isman (Sritex) ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Surakarta, Jawa Tengah.
Ketiga tersangka tersebut adalah:
Mantan Direktur Utama Sritex, Iwan Setiawan Lukminto;
Pemimpin Divisi Komersial dan Korporasi Bank BJB tahun 2020, Dicky Syahbandinata;
Direktur Utama Bank DKI tahun 2020, Zainuddin Mappa.
“Kejaksaan Agung telah melaksanakan serah terima tanggung jawab tersangka dan barang bukti atas tiga orang tersangka kepada Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Surakarta,” kata Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, dalam keterangan resminya, Selasa (16/9/2025).
Segera Disidangkan
Anang menjelaskan, pelimpahan tahap II tersebut turut didampingi oleh keluarga dan penasihat hukum masing-masing tersangka. Ketiganya juga telah dinyatakan sehat untuk ditahan.
“Setelah dilakukan Tahap II, tim Jaksa Penuntut Umum akan segera mempersiapkan surat dakwaan untuk pelimpahan berkas perkara ke Pengadilan,” ujarnya.
Dugaan Kerugian Negara Capai Rp 1 Triliun Lebih
Dalam kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas kredit ini, Kejagung sebelumnya telah menetapkan 12 orang sebagai tersangka. Mereka terdiri dari kakak beradik bos Sritex, Iwan Kurniawan dan Iwan Setiawan, serta sejumlah pejabat Bank DKI, Bank Jateng, dan Bank BJB.
Para tersangka diduga bersekongkol memberikan fasilitas kredit kepada Sritex yang tidak sesuai aturan. Akibatnya, negara diduga mengalami kerugian hingga Rp 1,08 triliun, dengan rincian:
Kredit Bank DKI sebesar Rp 149 miliar,
Kredit Bank BJB sebesar Rp 543 miliar,
Kredit Bank Jateng sebesar Rp 395 miliar.
Kasus ini menjerat para tersangka dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 jo Pasal 18 UU Tipikor jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Bantahan Tersangka
Salah satu tersangka, Iwan Kurniawan, sebelumnya membantah terlibat dalam kasus korupsi kredit ini. Ia mengklaim hanya menandatangani dokumen pencairan kredit berdasarkan perintah atasannya.
“Saya menandatangani dokumen atas perintah presdir dan saya tidak terlibat,” kata Iwan saat digiring menuju mobil tahanan di Kejagung, Jakarta, Rabu (13/8).
Namun, ia tidak mengungkap siapa presdir yang dimaksud, dan kembali menegaskan bahwa dirinya tak terlibat.