SOALINDONESIA–SOE–NTT Insiden dugaan keracunan massal terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah lebih dari 100 siswa SD mengalami gejala mual dan pusing usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), pada Jumat (3/10).
Para korban berasal dari tiga sekolah dasar, yakni SD GMIT Soe 2, SD Advent, dan SDI Oenasi. Kejadian ini memicu kepanikan di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
“Data pastinya masih kami kumpulkan, tetapi jumlahnya mencapai 100 lebih. Polres TTS ikut membantu para korban agar mendapat penanganan medis secara baik,” ujar Kapolres TTS, AKBP Hendra Dorizen, saat dikonfirmasi Sabtu (4/10).
Gejala Muncul Setelah Makan Siang
Menurut keterangan Hendra, para siswa mulai mengalami gejala keracunan sekitar pukul 13.30 WITA, tak lama setelah mengonsumsi makanan yang disediakan melalui program MBG. Menu makan siang saat itu diketahui terdiri dari sop dan soto ayam.
Sebagian besar siswa yang terdampak langsung dilarikan ke RSUD Soe, pusat pelayanan kesehatan terdekat di ibu kota kabupaten. Beberapa dari mereka telah diperbolehkan pulang oleh tim medis karena kondisinya membaik.
“Sebagian sudah dipulangkan oleh tim medis karena kondisinya sudah membaik,” jelas Hendra.
Korban Terus Berdatangan, Tenda Darurat Didirikan
Meski beberapa siswa telah dipulangkan, laporan warga dan pihak sekolah menyebutkan masih banyak siswa lainnya yang mulai menunjukkan gejala serupa. Menyikapi situasi tersebut, Polres TTS bersama tim medis segera membangun tenda darurat di lapangan Puskesmas Soe.
“Hasil koordinasi dengan dokter di RSUD Soe, mereka meminta kami untuk bangun tenda darurat. Di tenda itu ada tim medis Polri yang siap menangani adik-adik itu,” ujar Kapolres Hendra.
Langkah ini diambil untuk mengurangi beban RSUD Soe yang mulai kewalahan menangani jumlah pasien yang terus bertambah. Tenda darurat juga dilengkapi dengan fasilitas pemeriksaan awal serta pemantauan medis bagi siswa dengan gejala ringan.
Pengelola MBG: Yayasan Peduli Timorana Mandiri
Program Makan Bergizi Gratis di tiga sekolah tersebut diketahui dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Soe 1, yang berada di bawah naungan Yayasan Peduli Timorana Mandiri. Lokasi yayasan tersebut berada di Jalan Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Kota Soe.
Namun, hingga saat ini, pihak Badan Gizi Nasional (BGN) maupun pengelola MBG dari yayasan tersebut belum memberikan klarifikasi resmi terkait insiden dugaan keracunan ini.
Pemerintah Diminta Bertindak Cepat
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat terkait keamanan makanan dalam program pemerintah. Beberapa orang tua siswa berharap agar penyelidikan segera dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan serta mencegah insiden serupa terjadi di daerah lain.
Polres TTS menyatakan akan terus mengawal proses investigasi dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, BGN, serta pihak yayasan.
“Kami pastikan korban mendapat penanganan yang layak dan kasus ini akan diselidiki lebih lanjut, termasuk memeriksa sampel makanan yang dikonsumsi,” pungkas Hendra.