SOALINDONESIA–SIDOARJO Pada hari ketujuh operasi evakuasi, Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas) melaporkan berhasil mengevakuasi 19 jenazah korban dari reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Semua jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi lebih lanjut.
“Hari ini kami telah berhasil mengevakuasi 19 jenazah dan semuanya telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya,” ujar Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, dalam konferensi pers di lokasi evakuasi Minggu.
Bramantyo menambahkan bahwa hingga hari ini tim gabungan telah berhasil mengevakuasi total 149 korban, dengan 104 orang selamat dan 45 orang dinyatakan meninggal dunia. Dari 45 jenazah tersebut, dua di antaranya berupa bagian tubuh yang tidak lengkap (fragmen tubuh).
Status Lokasi dan Progres Pembongkaran Puing
Proses pembongkaran puing-puing bangunan sudah mencapai sekitar 75 persen dari total struktur bangunan yang runtuh. Namun masih ada bagian kanan gedung yang belum dapat diakses sepenuhnya karena tersambung dengan struktur bangunan sampingnya.
“Sisi kanan akan dilakukan pembongkaran bekerja sama dengan ahli dari ITS,” jelas Bramantyo.
Tim penyelamat tetap bekerja 24 jam nonstop, mengefektifkan proses evakuasi untuk mempercepat ditemukannya korban lain yang mungkin masih tertimbun.
Estimasi Selesai: Evakuasi dan Pembersihan
Bramantyo memperkirakan bahwa proses evakuasi dapat diselesaikan paling cepat pada Senin, 6 Oktober 2025, sedangkan pembersihan lokasi kemungkinan rampung antara Selasa (7/10) hingga Rabu (8/10).
Ia juga menghimbau dukungan dari semua pihak, termasuk media, agar proses berjalan lancar dan rapi — serta agar masyarakat turut mendoakan agar santri korban musibah mendapat kedamaian dan keluarga diberi ketabahan.
Data Korban & Latar Belakang
Berdasarkan catatan media dan sumber resmi, tragedi runtuhnya gedung Ponpes Al Khoziny terjadi pada 29 September 2025.
Menurut sumber Wikipedia (update per 5 Oktober 2025), jumlah korban tercatat sebagai berikut: 45 meninggal, 103 luka-luka, dan 18 masih hilang.
Runtuhnya struktur gedung terjadi ketika santri sedang melaksanakan shalat Asar di musala ponpes.
Beberapa laporan menyebut bahwa kondisi struktur bangunan amat rapuh dan lokasi evakuasi kompleks, sehingga tim SAR harus berhati-hati dalam pembongkaran agar tidak memicu runtuhan tambahan.