SOALINDONESIA–MARTAPURA Sebanyak 133 pelajar dari berbagai sekolah di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), dilaporkan mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Per pukul 10.30 WITA, Jumat (10/10), seluruh korban tercatat telah mendapat penanganan di RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Para siswa mengeluhkan mual, muntah, pusing, hingga lemas, diduga setelah menyantap makanan MBG yang disalurkan ke sekolah-sekolah sehari sebelumnya.
“Kemarin makan nasi kuning dan ayam suwir. Setelah itu perut terasa sakit dan mual,” ujar Nazwa, siswi kelas IX MTs Assalam, saat ditemui di IGD RSUD Ratu Zalecha.
Korban Berasal dari Sejumlah Sekolah di Martapura
Pelajar yang menjadi korban berasal dari berbagai sekolah yang menerima distribusi MBG, antara lain:
SD Muhammadiyah Martapura
SDN 1 Pesayangan
MAN Assalam
MTs Assalam
MI Assalam
SMAN 1 Martapura
Sejak pagi, puluhan siswa terus berdatangan ke instalasi gawat darurat rumah sakit dengan kondisi tubuh lemas. Banyak di antaranya harus mendapatkan infus dan observasi intensif.
Distribusi MBG Dihentikan Sementara
Pihak sekolah langsung mengambil langkah darurat. Guru MTs Assalam, Jamilah, menyatakan bahwa sementara ini distribusi MBG dihentikan.
“Hari ini program MBG disetop dulu sampai ada kepastian penyebabnya,” ujar Jamilah, yang turut mendampingi siswanya ke rumah sakit.
Ia menuturkan, pada pagi hari masih ada siswa yang kembali jatuh sakit saat proses belajar-mengajar berlangsung.
“Tadi di kelas ada yang lemas dan muntah lagi, jadi saya antar lagi ke rumah sakit,” katanya.
Polda Kalsel Turun Tangan, Sampel Makanan Dikirim ke Lab Surabaya
Wakapolda Kalimantan Selatan, Brigjen Pol Golkar Pangarso, langsung meninjau para siswa korban dugaan keracunan di rumah sakit. Ia memastikan bahwa pihak kepolisian bersama Dinas Kesehatan telah mengirim sampel makanan MBG ke laboratorium di Surabaya, Jawa Timur, untuk diuji.
“Kita belum bisa memastikan apakah makanan MBG penyebab keracunan. Kita tunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui penyebab pastinya,” tegas Golkar Pangarso.
Wakapolda juga menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut dan berharap tidak ada korban tambahan.
“Total korban sejauh ini 133 siswa, sebagian sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan,” ujarnya.
Pemerintah Diminta Evaluasi Distribusi dan Standar Keamanan MBG
Insiden ini memunculkan kembali pertanyaan soal standar keamanan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis yang digulirkan secara nasional. Beberapa aktivis pendidikan dan orang tua siswa mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan dan penyelenggara program MBG, untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap rantai distribusi dan proses pengolahan makanan.
Belum ada keterangan resmi dari pihak Kementerian PMK maupun Satgas MBG Pusat terkait kejadian ini. Namun, berbagai pihak kini menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap katering atau dapur yang menjadi mitra MBG, serta pengujian rutin terhadap bahan pangan dan air yang digunakan.
Kesimpulan: Investigasi Masih Berlangsung, Warga Diminta Tenang
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menunggu hasil resmi dari uji laboratorium terkait dugaan keracunan massal ini. Seluruh stakeholder, mulai dari dinas pendidikan, dinas kesehatan, hingga kepolisian, saat ini tengah berkoordinasi untuk menyelidiki penyebab insiden.
Program MBG di Martapura untuk sementara dihentikan hingga hasil investigasi keluar, sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi kejadian serupa di tempat lain.