SOALINDONESIA–YOGYAKARTA Wakil Menteri Transmigrasi (Wamen Transmigrasi) Viva Yoga Mauladi memaparkan lima program unggulan bertajuk “5 Program Transformasi” atau 5T sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional di bidang transmigrasi.
Lima program tersebut meliputi Transmigrasi Lokal, Transmigrasi Karya, Transmigrasi Karya Dusa, Transmigrasi Patriot, dan Transmigrasi Gotong Royong.
Pemaparan itu disampaikan Viva Yoga dalam acara Jogja Transmigrasi Run 2025 yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu (25/10/2025).
“Ada transmigrasi tuntas. Menuntaskan lahan-lahan yang tumpang tindih. Kita selesaikan sampai Desember, diharapkan cepat selesai, harus selesai tuntas,” ujar Viva Yoga dalam sambutannya.
5 Program Transformasi (5T) Transmigrasi
Dalam paparannya, Viva menjelaskan bahwa 5T merupakan bentuk reorientasi kebijakan transmigrasi nasional agar lebih relevan dengan kebutuhan pembangunan zaman sekarang.
Program tersebut meliputi:
1. Transmigrasi Lokal, yang mengutamakan perpindahan penduduk antardaerah dalam satu provinsi untuk mengoptimalkan potensi wilayah.
2. Transmigrasi Karya, yang berfokus pada kolaborasi antara tenaga kerja transmigran dengan dunia usaha.
3. Transmigrasi Karya Dusa, yakni program yang mendorong kerja sama dua daerah (daerah asal dan daerah tujuan) dalam pembangunan kawasan.
4. Transmigrasi Patriot, yang menggabungkan pendekatan akademik dan riset dalam pengembangan kawasan transmigrasi.
5. Transmigrasi Gotong Royong, yang menitikberatkan pada kolaborasi lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat setempat.
2.000 Tim Ekspedisi Patriot Diturunkan
Dalam kesempatan itu, Viva mengungkapkan bahwa Program Transmigrasi Patriot telah mengirimkan sebanyak 2.000 Tim Ekspedisi Patriot ke 154 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, sepanjang tahun 2024.
Tim tersebut terdiri dari 42 profesor, 358 doktor, 852 lulusan S1–S3, dan 750 mahasiswa aktif dari berbagai perguruan tinggi.
“Mereka punya tiga tugas utama: pertama, melakukan riset dan pemetaan ekonomi; kedua, melakukan monitoring atas kendala di kawasan transmigrasi; dan ketiga, mengembangkan pelembagaan ekonomi yang cocok dengan potensi wilayah,” jelas Viva.
Menurutnya, program ini merupakan sinergi antara Kementerian Transmigrasi dengan perguruan tinggi, untuk memastikan pengelolaan kawasan transmigrasi dilakukan secara kompeten dan berbasis ilmu pengetahuan.
Langkah tersebut diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan serta menciptakan pergerakan ekonomi yang lebih inklusif dan akseleratif.
“Kementerian Transmigrasi yang baru ini harus memberi manfaat luas bagi bangsa dan negara. Bukan sekadar memindahkan masyarakat, tapi memastikan mereka sejahtera,” tegas Viva.
Dorong Investasi Lokal di Kawasan Transmigrasi
Selain memperkuat aspek riset dan kelembagaan, Kementerian Transmigrasi juga mendorong keterlibatan pengusaha lokal dalam mengembangkan kawasan transmigrasi.
Dalam pertemuannya dengan Kamar Enterpreneur Indonesia (KEIN), Viva mengajak pelaku usaha untuk berinvestasi di kawasan transmigrasi melalui skema kemitraan yang melibatkan masyarakat.
“Kami menawarkan agar pengurus dan anggota KEIN bisa menanam modal investasi di kawasan transmigrasi,” ujarnya.
Menurut Viva, kerja sama investasi tersebut akan menggunakan model inti-plasma, di mana masyarakat transmigrasi dan penduduk lokal dilibatkan langsung dalam proses produksi dan pengelolaan usaha.
“Mereka ikut terlibat dalam penanaman modal. Di kawasan transmigrasi sudah ada lahan, sudah ada tenaga kerja, tinggal manajemen pengelolaan dan pembagian hasilnya harus adil,” jelasnya.
Riset dan Pemetaan Potensi Ekonomi
Lebih lanjut, Tim Ekspedisi Patriot juga akan melakukan riset mendalam dan pemetaan potensi ekonomi di berbagai kawasan transmigrasi. Tujuannya adalah menentukan sektor unggulan yang dapat dikembangkan bersama pihak swasta, baik di bidang pertanian, perikanan, energi, hingga industri pengolahan lokal.
“Semua potensi akan kita telaah secara detail agar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan nilai tambah (added value) bagi korporasi serta kawasan transmigrasi,” pungkas Viva Yoga Mauladi.











