SOALINDONESIA–JAKARTA Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan pihaknya tengah menyelidiki motif di balik ledakan yang terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11). Penyelidikan difokuskan pada kemungkinan terduga pelaku terpapar paham radikal atau konten ekstrem.
“Kami mendalami apakah terduga pelaku ikut paham tertentu atau terpapar suatu konten, serta alasan yang mendorongnya melakukan perbuatan ini,” ujar Sigit saat mengunjungi korban di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu (8/11).
Terduga Pelaku Siswa SMA, Kondisi Membaik
Menurut Sigit, terduga pelaku merupakan siswa di sekolah tersebut. Akibat ledakan, ia mengalami luka berat dan telah menjalani operasi. Kondisinya dilaporkan semakin membaik.
“Yang jelas kondisinya membaik, dan ini akan mempermudah proses penyelidikan lebih lanjut,” ujar Kapolri.
Senjata Mainan dan Tulisan Bernada Radikal
Penyelidikan awal menemukan senjata mainan yang dibawa terduga pelaku. Di permukaan senjata terdapat tulisan dan nama-nama yang terkait dengan gerakan Neo-Nazi. Salah satunya adalah slogan “14 Words”, yang dicetuskan oleh David Lane, anggota kelompok teroris Amerika tahun 1980-an.
Bunyi slogan itu: “Kita harus mengamankan keberadaan orang-orang kita dan masa depan untuk anak-anak kulit putih.”
Selain itu, senjata juga menampilkan nama tokoh ekstremis sayap kanan, termasuk:
Brenton Tarrant, pelaku penembakan Masjid Christchurch, Selandia Baru, 2019.
Alexandre Bissonnette, yang membunuh enam orang di Masjid Quebec, Kanada, 2017.
Luca Traini, dikenal terkait gerakan nasionalis ekstremis di Eropa.
Kapolri menekankan pihak kepolisian akan mengusut lebih dalam apakah pelaku terinspirasi oleh ideologi ekstrem global dan keterkaitannya dengan konten radikal yang tersebar secara online.
Proses Penyelidikan Terus Berjalan
Sigit menegaskan bahwa Polri akan memeriksa seluruh aspek, termasuk latar belakang, motivasi, dan jaringan yang mungkin memengaruhi tindakan terduga pelaku.
“Semua kemungkinan, baik faktor internal maupun paparan ideologi, sedang didalami. Proses ini untuk memastikan langkah penegakan hukum tepat sasaran,” kata Sigit.
Sekolah dan pihak berwenang telah bekerja sama dengan polisi untuk menangani dampak psikologis pada siswa dan guru, serta memastikan situasi aman.
Kesimpulan:
Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading menimbulkan luka serius bagi pelaku dan menjadi sorotan publik terkait potensi paparan paham radikal. Kapolri menegaskan penyelidikan masih berjalan, fokus pada motif, latar belakang ideologi, dan kemungkinan keterlibatan jaringan eksternal.











