Menu

Mode Gelap

News · 14 Agu 2025 16:18 WITA

Hotel di Mataram Dapat Tagihan Royalti Musik dari LMKN, Nilainya Capai Rp16 Juta


 Business law concept, Lawyer business lawyers are consulting lawyers for women entrepreneurs to file a copyright lawsuit. Selective Focus Perbesar

Business law concept, Lawyer business lawyers are consulting lawyers for women entrepreneurs to file a copyright lawsuit. Selective Focus

SOALINDONESIA–MATARAM Sejumlah pengusaha hotel di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menerima surat tagihan royalti pemutaran musik dari Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Besaran tagihan bervariasi, mulai dari Rp2 juta hingga Rp16 juta, tergantung jumlah kamar yang dimiliki hotel.

Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) I Made Adiyasa mengungkapkan, hotel dengan jumlah kamar di bawah 50 dikenakan tagihan sekitar Rp2 juta. “Sepertinya di bawah 50 kamar Rp2 juta. Sampai hari ini teman-teman hotel belum bayar tagihan royalti, karena masih bingung,” kata Adiyasa, Rabu (13/8/2025).

READ  BP Haji Segera Berubah Jadi Kementerian, DPR Ketok Palu Selasa Depan

Dari catatan AHM, baru tiga hotel yang melaporkan menerima surat tagihan tersebut. “(Baru) ada tiga yang sudah info ke saya, dan minta jangan di-share, mungkin takut makin dikejar,” ujarnya.

LMKN memiliki mandat untuk menarik, menghimpun, dan mendistribusikan royalti atas penggunaan lagu atau musik, sebagaimana diatur dalam Permenkum Nomor 27 Tahun 2025 sebagai turunan dari PP Nomor 56 Tahun 2021.

Kasus Royalti dan Pesan Menkum

Sebelumnya, kasus serupa menimpa PT Mitra Bali Sukses, pengelola gerai Mie Gacoan, yang sempat ditetapkan sebagai tersangka karena dugaan pelanggaran hak cipta musik. Kasus ini berakhir melalui mediasi yang difasilitasi Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas, dengan kesepakatan pembayaran royalti sebesar Rp2,26 juta kepada LMKN.

READ  Grab Indonesia Berduka, Mitra Pengemudi Tewas dalam Kericuhan di Makassar

Supratman menegaskan agar LMKN tidak membebani pelaku UMKM dengan tarif royalti yang memberatkan. “Ciptakan sistem yang lebih rasional dan transparan,” katanya di Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2025).

Ia memberi waktu seminggu kepada LMKN untuk berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk mempertimbangkan keluhan masyarakat soal kewajiban royalti untuk acara seperti pernikahan atau pesta. “Saya tidak akan menandatangani usulan besaran tarif jika belum disosialisasikan,” tegasnya.

Artikel ini telah dibaca 14 kali

Baca Lainnya

Syahrul Aidi Maazat Resmi Dilantik sebagai Ketua BKSAP DPR RI Gantikan Mardani Ali Sera

19 November 2025 - 04:43 WITA

Wakapolri Ungkap 62 Persen Permasalahan Internal Polri Berasal dari Tingkat Kewilayahan

19 November 2025 - 04:36 WITA

Perempuan Dosen Ditemukan Tewas di Hotel Semarang, Polisi Tidak Tahan Pria “Teman Sekamar”

19 November 2025 - 04:28 WITA

JK Hadiri Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah, Sebut Telah Jalankan Tugas Konstitusi untuk Majukan Kesejahteraan Bangsa

19 November 2025 - 04:11 WITA

Kisah Lengkap di Balik Penangkapan Lukas Enembe: Dari Strategi Penyidik hingga Tantangan di Lapangan

19 November 2025 - 03:57 WITA

Bentrokan Antarwarga di Tallo Makassar Kian Memanas, Rumah Kembali Dibakar Meski Aparat Perketat Penjagaan

19 November 2025 - 03:13 WITA

Trending di Kriminal