SOALINDONESIA–JAKARTA Kasus dugaan penganiayaan terhadap dua wartawan yang sedang melakukan peliputan di lokasi dapur Makan Bergizi Gratis (MBG), atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Gedong 2, Pasar Rebo, Jakarta Timur, akhirnya berujung damai. Pelaku penganiayaan, yang merupakan petugas keamanan dapur SPPG, telah menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada kedua korban.
Mediasi antara pelaku dan korban difasilitasi oleh Polsek Pasar Rebo pada Rabu (1/10/2025) sebagai bagian dari pendekatan restorative justice.
“Saya mengaku khilaf dan bersalah atas kejadian kesalahpahaman di SPPG Gedong 2 pada Selasa, 30 September 2025. Dengan adanya surat ini, saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut di kemudian hari,” ujar pelaku, Salim Husein Mahu (55), saat memberikan pernyataan di hadapan media.
Wartawan Memaafkan: “Kami Datang untuk Klarifikasi, Bukan Cari Kesalahan”
Dua wartawan yang menjadi korban, Miftahul Munir dari Warta Kota dan Rizki Fahluvi dari MNC, memilih untuk memaafkan pelaku dan menyelesaikan masalah secara damai. Munir menjelaskan bahwa kehadiran mereka di lokasi bukan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan untuk menelusuri dugaan penyebab keracunan makanan yang dialami siswa SDN 01 Gedong.
“Saya sudah jelaskan, kami datang untuk peliputan terkait dugaan siswa SD keracunan makanan MBG. Bukan untuk menjatuhkan siapa pun,” kata Munir.
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi pelaku yang sudah berusia lanjut.
“Saya kasihan kalau Pak Salim sampai kehilangan pekerjaan. Saya terima permintaan maaf beliau, dan tidak ada rasa dendam,” ucapnya.
Polisi Tegaskan Penyelesaian Lewat Restorative Justice
Kapolsek Pasar Rebo, AKP I Wayan Wijaya, membenarkan bahwa insiden ini telah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Betul, perkara ini sudah diselesaikan secara restorative justice. Tidak ada proses hukum lanjutan karena kedua pihak sudah berdamai,” tandas I Wayan.
Kepala BGN: Kekerasan Tidak Bisa Dibenarkan
Menanggapi kejadian ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Handayani menyampaikan permohonan maaf di hadapan awak media. Ia menyesalkan adanya insiden dugaan penganiayaan terhadap wartawan di lingkungan program pemerintah.
“Saya belum terima laporan resmi, tapi kami minta maaf jika memang itu terjadi. Petugas kami seharusnya tidak bertindak seperti itu,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Rabu (1/10/2025).
Dadan menyatakan akan melakukan klarifikasi internal dan menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan tidak bisa dibenarkan.
“Kami akan segera klarifikasi kejadian yang sebenarnya. Apapun bentuknya, kekerasan itu tidak boleh terjadi,” tegasnya.
Latar Belakang Insiden
Insiden ini terjadi saat dua wartawan tengah melakukan peliputan investigatif terkait dugaan keracunan makanan yang dialami puluhan siswa SDN 01 Gedong, yang disebut-sebut berasal dari makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Saat hendak mendokumentasikan aktivitas dapur SPPG, wartawan diduga dicekik oleh seorang petugas keamanan hingga terjadi adu mulut dan ketegangan.