SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan capaian lifting minyak bumi nasional telah melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 per awal Oktober 2025.
Dalam APBN 2025, pemerintah menargetkan lifting minyak nasional sebesar 605 ribu barel per hari (bopd). Namun, berdasarkan laporan terbaru Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi lifting per September–Oktober 2025 mencapai 619 ribu bopd.
“Laporan dari Kepala SKK Migas ke saya per kemarin, di bulan September–Oktober itu bisa sampai dengan 619 ribu barel per day,” ungkap Bahlil dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian ESDM dan BPS, di Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Capaian Kumulatif Januari–Oktober Lampaui Target
Bahlil menambahkan, secara kumulatif periode Januari hingga awal Oktober 2025, rata-rata lifting minyak nasional telah mencapai 605–607 ribu bopd. Angka ini melampaui target APBN dan menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan realisasi tahun 2024 yang hanya 580 ribu bopd.
“Angka kumulatifnya dari Januari sampai dengan Oktober kemarin tanggal 5, sudah rata-rata mencapai 605 ribu sampai 607 ribu barel per day,” jelasnya.
Dengan capaian tersebut, Bahlil optimistis realisasi lifting minyak bumi hingga akhir 2025 tidak hanya akan mencapai, tetapi bahkan berpotensi melampaui target APBN 2025.
“Kita cukup optimis karena tren produksinya terus naik dan beberapa lapangan migas utama menunjukkan performa yang stabil,” tambahnya.
Realisasi Semester I 2025 Sudah 95,5 Persen dari Target
Sebelumnya, SKK Migas mencatat realisasi lifting minyak sepanjang Januari–Juni 2025 (semester I) mencapai 578 ribu barel per hari (bopd). Angka tersebut sudah mencapai 95,5 persen dari target APBN 2025 dan lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2024.
Sementara itu, untuk sektor gas bumi, penyaluran gas (salur gas) hingga semester I 2025 mencapai 5.483 juta kaki kubik per hari (mmscfd), atau 97,4 persen dari target APBN 2025 yang sebesar 5.628 mmscfd.
Capaian tersebut menunjukkan tren positif dalam upaya pemerintah memperkuat ketahanan energi nasional, sekaligus memperbaiki kinerja sektor hulu migas yang selama ini menjadi salah satu penyumbang utama penerimaan negara.
Dorong Efisiensi dan Data Terintegrasi
Selain membahas capaian lifting minyak, Bahlil juga menyinggung pentingnya sinergi data antara Kementerian ESDM dan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam meningkatkan akurasi perencanaan energi nasional.
Melalui kerja sama tersebut, pemerintah berharap data produksi, lifting, serta konsumsi energi dapat lebih terintegrasi sehingga kebijakan di sektor energi menjadi lebih efisien dan tepat sasaran.
“Kolaborasi dengan BPS ini akan membantu kita dalam menyusun kebijakan energi berbasis data yang valid dan real-time,” tutur Bahlil.
Optimisme Menuju Target 2030
Pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan produksi minyak nasional hingga 1 juta barel per hari pada 2030. Bahlil menegaskan, capaian positif di 2025 menjadi sinyal bahwa arah kebijakan migas nasional berjalan sesuai jalur.
“Kalau konsistensi dan dukungan investasi tetap terjaga, target 1 juta barel per hari di tahun 2030 itu sangat mungkin dicapai,” tegasnya.











