Soalindonesia–Jakarta Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang, menyatakan bahwa pemerintah memperluas sasaran penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Kebijakan itu dituangkan dalam Perpres Nomor 115 Tahun 2025 yang resmi memperluas kelompok penerima manfaat MBG.
Menurut Nanik, pada awal penyusunan program, Presiden Prabowo menekankan pentingnya memastikan seluruh siswa di Indonesia mendapatkan asupan gizi layak. Namun setelah program berjalan, presiden meminta agar cakupan MBG diperluas untuk menjangkau kelompok masyarakat rentan.
“Beliau bahkan menginginkan agar semua orang miskin, disabilitas, para lansia, anak-anak putus sekolah, anak jalanan, anak-anak pemulung, semua menjadi penerima MBG,” ujar Nanik, dikutip dari Antara, Sabtu (6/12/2025).
Selain kelompok rentan, pemerintah juga memperluas penerima MBG ke sektor pendidikan. Tenaga pendidik seperti guru sekolah negeri, tenaga honorer, guru swasta, ustaz pengajar pesantren, serta santri pesantren salaf yang tidak bernaung di bawah Kementerian Agama juga akan masuk daftar penerima manfaat.
“Kader PKK dan posyandu juga menjadi penerima manfaat MBG,” tambah Nanik.
BGN Bangun 8.200 SPPG di Daerah Terpencil
Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mempercepat pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai wilayah terpencil untuk memastikan distribusi MBG berjalan merata.
“Saat ini telah teridentifikasi 8.200 SPPG di daerah terpencil yang akan dibangun. Sebanyak 4.700 unit sedang dalam proses, dan sekitar 170 unit akan selesai pada Desember 2025,” jelas Dadan.
Ia menyampaikan bahwa jumlah penerima manfaat MBG di daerah terpencil diperkirakan tidak lebih dari 3 juta orang di seluruh Indonesia.
Untuk wilayah aglomerasi, pemerintah menargetkan 20.000 SPPG bisa terbentuk hingga akhir Desember 2025, ditambah dengan SPPG yang selesai di wilayah terpencil.
“Dalam dua bulan berikutnya, sekitar Januari–Februari 2026, kemungkinan besar seluruh SPPG sudah terbentuk. Sehingga pada Maret atau April 2026, sebanyak 82,9 juta orang sudah bisa dicapai,” ujarnya.











