SOALINDONESIA–SURABAYA Sebagai tindak lanjut dari kegiatan peninjauan langsung ke sejumlah SPBU di Jawa Timur, Pertamina Patra Niaga bersama Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) serta beberapa pihak terkait menggelar konferensi pers di SPBU 51.601.65 Jemursari, Surabaya, pada Jumat (31/10/2025).
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang memberi perhatian terhadap isu dugaan kontaminasi Pertalite, sekaligus menjelaskan langkah cepat yang telah diambil perusahaan bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) dan Lemigas.
“Terkait isu kontaminasi yang terjadi pada Pertalite, kami memberikan atensi serius agar tidak menimbulkan keresahan dan kerugian bagi masyarakat. Izinkan kami terus berbenah dan memperbaiki layanan agar Pertamina menjadi rumah energi bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Mars Ega dalam keterangannya, Sabtu (1/11/2025).
Cek 300 SPBU dan Buka Posko Pengaduan
Mars Ega mengungkapkan, Pertamina Patra Niaga telah membuka posko pengaduan di sejumlah SPBU dan melakukan pengecekan di hampir 300 SPBU di Jawa Timur untuk memastikan kualitas bahan bakar tetap sesuai standar.
“Dalam penyaluran BBM, baik di Pertamina maupun SPBU, ada SOP dan tata cara baku untuk menjamin kualitas produk. Kami memastikan BBM tidak tercampur air dan tidak merugikan masyarakat,” ujarnya.
Ia menegaskan, Pertamina akan bersikap tegas terhadap siapa pun — baik internal maupun eksternal perusahaan — yang melanggar prosedur mutu produk dan merusak kepercayaan publik.
“Kami berkomitmen memberikan solusi kepada masyarakat yang terdampak dan dapat dibuktikan membeli BBM di SPBU Pertamina,” tegas Mars Ega.
Lemigas: Pertalite Sesuai Spesifikasi Pemerintah
Sementara itu, Koordinator Pengujian Aplikasi Produk Lemigas Kementerian ESDM, Cahyo Setyo Wibowo, menjelaskan bahwa Lemigas telah melakukan pengambilan sampel Pertalite dari sejumlah SPBU di Jawa Timur untuk diuji di laboratorium.
“Hasil uji menunjukkan Pertalite masih on spesifikasi, atau sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah melalui SK Dirjen Migas Nomor 486 Tahun 2017,” terang Cahyo.
Ia menambahkan, Lemigas bersama Ditjen Migas akan terus melakukan pemantauan dan analisis lanjutan, termasuk jika ditemukan laporan serupa di wilayah lain.
Ahli ITS: Gangguan Mesin Tidak Selalu Karena Bahan Bakar
Ahli Teknik Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Renanto, turut memberikan penjelasan teknis terkait fenomena gangguan mesin yang sempat ramai dilaporkan masyarakat.
Menurutnya, secara kimiawi, bahan bakar hidrokarbon tidak memungkinkan air larut dalam jumlah besar, sehingga kecil kemungkinan Pertalite menjadi penyebab langsung gangguan tersebut.
“Hasil uji menunjukkan Pertalite sesuai spesifikasi, jadi tentu bebas air. Kalau motor mengalami brebet atau mogok, bisa jadi masalahnya bukan dari bahan bakar, melainkan karena spesifikasi mesin atau kondisi komponennya,” jelas Prof. Renanto.
Bengkel: Banyak Kasus Karena Komponen Mesin
Hal senada disampaikan Juanda, perwakilan mekanik bengkel otomotif di Surabaya. Ia menyebut sebagian besar kasus gangguan kendaraan yang datang ke bengkelnya disebabkan oleh faktor teknis, bukan bahan bakar.
“Masalah brebet bisa disebabkan banyak hal. Di bengkel kami, yang paling sering ternyata busi sudah rusak. Setelah diganti, mesin langsung normal lagi,” kata Juanda, Sabtu (1/11/2025).
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak langsung menyimpulkan penyebab gangguan dari bahan bakar. “Setiap sepeda motor punya rekomendasi oktan sendiri. Sesuaikan dulu dengan spesifikasi kendaraan,” ujarnya.
Apresiasi dari Kepolisian dan Komitmen Pertamina
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Unit Intelkam Polres Surabaya, Iptu Taufik, menyampaikan apresiasi atas keterbukaan Pertamina dan sinergi antara pemerintah, lembaga teknis, serta aparat penegak hukum dalam menjelaskan isu ini kepada publik.
“Kami berharap klarifikasi dan hasil uji ini disampaikan secara jernih agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Peran media sangat penting untuk menjaga situasi tetap kondusif,” tutur Taufik.
Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya untuk terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan demi memperkuat pelayanan energi nasional.
Sebagai BUMN energi, Pertamina menyatakan tidak hanya berfungsi sebagai penyedia BBM, tetapi juga sebagai “Rumah Energi” bagi masyarakat melalui layanan SPBU yang ramah, bersih, dan nyaman — dilengkapi musala, minimarket, kafe, fasilitas tambah angin, air, serta toilet bersih.
“Pertamina ingin setiap SPBU menjadi tempat yang nyaman dan terasa seperti ini rumah kita bersama,” tutup Mars Ega.
